Pertanyaan menyakitkan
Secara sengaja atau tidak terkadang rasa
peduli terhadap saudara atau orang lain dalam bentuk bertanya justru
akan membuat sakit hati orang yang mendapat pertanyaan tersebut.
Benar atau tidak dan apa saja pertanyaan yang akan membuat orang lain
sakit hati, berikut ulasan saya.
Pertanyaan pertama "Kamu rangking
berapa?".
Kita akan sering mendapat pertanyaan
tersebut ketika berada pada masa Sekolah Dasar (SD) sampai SMA.
Sebuah pertanyaan yang menurut saya tidak cukup bijaksana. Karena
pertanyaan tersebut mengandung makna bahwa seorang anak harus
berlomba-lomba mendapat nilai 100 atau sempurna ataupun ranking 1.
Karena itulah terkadang beberapa anak merasa minder, kecil hati,
bahkan tersakiti dengan pertanyaan tersebut. Sebenarnya sah-sah saja
pertanyaan tersebut. Hanya saja pertanyaan yang sering dilontarkan
para orang tua tersebut, terkadang menyudutkan bagi anak-anak yang
memang kurang dalam hal akademik. Akan lebih bijaksana apabila
pertanyaan tersebut diganti dengan, “Bagaimana sekolahnya?”. Atau
dengan “Nilai yang paling tinggi apa?”.
Pertanyaan kedua adalah "Kamu
kapan lulus?".
Pertanyaan tersebut biasanya terlontar
ketika kita berada pada masa akhir perkuliahan. Idealnya memang masa
kuliah bisa selesai tepat waktu. Namun, realitanya bangku kuliah
merupakan sebuah pilihan masing-masing sesuai bidangnya. Adakalanya
mahasiswa harus menunda kelulusannya demi tugas akhir yang memang
membutuhkan waktu. Juga ada beberapa kasus mahasiswa memilih menunda
kelulusan dengan mencari keahlian terlebih dahulu melalui kegiatan di
luar perkuliahan. Misal dengan bekerja atau magang atau kegiatan
sosial lainnya. Yang kegiatan tersebut memang dipersiapkan mahasiswa
untuk bekal setelah lulus. Namun dengan pertanyaan tersebut,
seakan-akan mahasiswa harus segera lulus secepatnya dari bangku
kuliah.
Pertanyaan ketiga adalah "Sekarang
kerja dimana?".
Pertanyan ini akan menjadi masalah bagi
lulusan perkuliahan yang memang ingin memulai berwiraswasta.
Pertanyaan tersebut seakan-akan menjadi karyawan adalah satu-satuinya
kesuksesan setelah menyelesaikan bangku sekolah atau kuliah.
Pertanyaan tersebut akan lebih bijak jika diganti dengan “Selanjutnya
punya rencana apa?”.
Pertanyaan keempat adalah "Kapan
nikah?".
Sebuah pertanyaan yang hampir pernah
dialami semua orang. Pertanyaan sederhana ini akan jadi masalah
apabila ditanyakan kepada orang yang usianya memang sudah matang
untuk menikah tapi belum bisa menikah karena suatu hal. Pertanyaan
ini sebaiknya dihindari apabila bertemu dengan orang yang tidak akrab
apalagi baru dikenal. Karena alasan dibalik belum menikahnya sesorang
dalam usianya yang sudah matang, dikarenakan alasan yang sangat
individualis atau privacy.
Jadi pertanyaan tersebut akan sangat sulit dijawab dan
membuat orang lain risih dengan pertanyaan tersebut.
Pertanyaan kelima adalah "Sudah
punya anak?".
Pertanyaan ini tidak kalah horror
dari pertanyaan-pertanyaan diatas. Tidak akan ada pasangan yang tidak
menginginkan kehadiran seorang anak. Kecuali memang pasangan yang
baru menikah sengaja menunda kehamilan dikarenakan suatu hal. Bagi
pasangan suami-istri yang memang menginginkan kehadiran anak, selepas
tahun pertama akan sangat terbebani dengan pertanyaani ini. Akan
lebih baik sebelum pertanyaan ini terlontar dari mulut kita, kita
pelajari dulu latar belakang orang tersebut. Atau lebih baik kita
hindari pertanyaan tersebut dan mendoakannya agar lekas memiliki
momongan.
Pertanyaan keenam adalah "Nikah
saya kok tidak diundang?"
Pertanyaan yang berbau protes ini,
biasanya secara tidak sengaja keluar dari mulut kita dikarenakan rasa
kecewa terhadap teman atau saudara atau mantan yang tidak mengundang
kita di hari pernikahannya. Tapi jika kita ditelisik, setiap
pernikahan akan punya cerita tersendiri. Termasuk soal undangan yang
memang harus disesuaikan dengan kuota yang disiapkan. Bagi beberapa
orang yang menyelenggarakan pernikahan menyampaikan alasan
terbatasnya undangan merupakan aib. Atau sesuatu hal yang memalukan.
Sehingga sangat risih dengan pertanyaan ini.
Selesai.
Wallahu A'lam Bishawab ...
Comments