Terima Kasih Atas Doa Restunya



Jum’at, 16 Mei 2014 menjadi hari bersejarah bagi saya. Pada hari tersebut saya mengikrarkan Ijab dan Qobul untuk menikahi seorang wanita. Dilanjutkan pada hari Sabtu, 31 Mei 2014 kami (pihak Istri) menggelar resepsi/walimatul ursy bertempat di Gedung Niekmat Rasa Tipes.  Dan sehari setelahnya keluarga Istri dan saya ke rumah keluarga saya dengan acara yang sederhana. Tentunya saya bahagia dan sangat bersyukur kepada Allah SWT atas kebahagiaan ini serta terlaksananya semua acara pernikahan kami dengan lancar.
Kami mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu acara kami dari awal sampai akhir khususnya untuk keluarga besar dan sahabat kami yang telah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran membantu kami baik secara moril maupun materiil. Satu lagi secara khusus saya ingin menyampaikan terimakasih kepada salah satu sahabat saya Mas Iqbal dan Istrinya Mbak Fiatin serta sang buah hati Dik Fritzie, Hehehe... saya hanya bisa menyampaikan satu hal ini,”Sangat sulit mencari teman yang tetap akrab tetap mengingat dan tetap mau membantu ketika lama tak jumpa, namun jika Anda menemukannya, Itulah yang disebut sahabat yang hebat”. Dan tentunya terimakasih untuk teman-teman dari manapun yang memberikan doa restu dan hadir diacara pernikahan kami.
Tentunya dibalik acara pernikahan kami ada beberapa kekurangan, sehingga membuat beberapa pihak atau orang-orang kecewa. Salah satu kekurangan itu yang saya maksud adalah tidak meratanya undangan yang kami sebar sehingga yang datang pada acara kami jumlahnya terbatas. Disisi lain  saya sadar sangat banyak teman-teman, sahabat atau saudara  yang ingin menyaksikan moment pernikahan kami. Secara pribadi sebenarnya kami ingin melaksanakan pernikahan kami dengan berbagi kebahagiaan dengan banyak orang, Tetapi tentu kami mempertimbangkan beberapa hal termasuk kemampuan kami, sehingga acara yang bernilai ibadah ini tidak membebani kami dikemudian hari. Kami berusaha sebisa mungkin menjaga esensi dan kehikmatan acara pernikahan kami.
Barangkali melalui tulisan ini teman-teman yang penasaran dan bertanya kepada saya mengapa tidak mengundang atau tidak menceritakan rencana pernikahan ini teman-teman bisa memahami.
Akhirnya acara pernikahan kami yang berlangsung sederhana, bisa melahirkan sebuah hubungan Suami-Istri yang berkualitas secara internal (saya dengan istri) maupun eksternal (kami dengan keluarga dan teman-teman). Dan tentunya menjadi keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah.
Amin…





Comments

Popular posts from this blog

"molimo"

Buka Mata , Buka Telinga

Apa arti nama dalam selembar amplop?