Apapun yang terjadi, matahari masih terbit dari timur


“Hari telah berganti, tak bisa kupungkiri”. Itulah sepenggal bait dari lagu yang dipopulerkan Sheila on 7 berjudul hari bersamanya. Pada kesempatan kali ini saya awali dengan sebait lagu tersebut hanya karena saya ingin menggambarkan bahwa hari-hari yang kita lalui terus berganti tanpa diminta dan tanpa dilarang seperti bait lagu tersebut. Seperti apapun kedaan hari-hari yang saya lalui atau para pembaca lalui hari ini atau hari-hari yang lain kita tidak bisa mencegah waktu berjalan sesuai keinginan kita.

Saya dan para pembaca menginginkan kebahagiaan dan kenyamanan dalam menjalani hari-hari kehidupan ini, kita punya cita-cita dan disaat tercapainya cita-cita itulah puncak kebahagian kita, yang membuat kita tersenyum dan bangga dengan kehidupan kita.

LANTAS, APA YANG AKAN TERJADI JIKA CITA-CITA ITU TERTUNDA ATAU BAHKAN GAGAL?

Tanpa mengurangi rasa hormat dan tanpa merendahkan diri sendiri, pembaca ataupun orang lain terkadang kita sebagai manusia terkadang lalai akan kemampuan diri kita sendiri, APA YANG KITA INGINKAN MELEBIHI KEMAMPUAN YANG KITA MILIKI. Kata pepatah BAGAI PUNGGUK MERINDUKAN BULAN. Sambil menulis artikel ini pikiran saya tertuju pada satu tujuan hidup saya yang belum bisa saya dapatkan sampai detik ini, begitu juga para pembaca entah apa yang belum bisa kalian capai sampai hari ini.

Hari ini saya belum bisa nyenyak istirahat, untuk ini saya membuat tulisan ini. Tulisan ini bukan pembenaran, bukan pula keluhan. Tetapi ungkapan rasa syukur kepada illahi karena kehidupan ini sudah begitu lengkap dengan kegagalan yang kita lalui. Tulisan ini ingin menyadarkan kita semua bahwa MATAHARI MASIH TERBIT DARI TIMUR…

Seperti pada tulisan saya sebelumnya “metamorfosis kehidupan” bahwa semua lika-liku kehidupan apapun bentuk dan rasanya harus tetap kita jalani dengan masing-masing hikmah yang terkandung didalamnya.

Lepas dari segala kekurangan yang kita miliki sebagai manusia, seperti yang saya sebutkan di atas, masih banyak hal yang harus kita pelajari dari setiap kejadian hidup kita. Dalam konteks ini tulisan ini bisa juga menjadi bahan kritikan bagi kita yang terkadang “hoby” menyalahkan keadaan.

Jika kita menuruti egoisme kita tanpa menyadari efek samping sebuah kegagalan, kita hanya akan tenggelam pada kesedihan dan penyesalan yang membuat kehidupan ini layaknya matahari terbit dari barat. Yang itu berarti KIAMAT KEHIDUPAN INI!

Tulisan ini memang mewakili suara hati saya yang sedang merasakan apa yang terjadi saat ini diluar keinginan saya. TAPI SAYA PUNYA DUA INTUISI DALAM HATI SAYA, YANG PERTAMA AKAN MENANGIS SETIAP KALI MENGALAMI KEGAGALAN DAN SATUNYA SELALU MENGATAKAN BAHWA SAYA MAMPU!

ADA BANYAK ALASAN UNTUK BERSYUKUR, BANYAK PULA ALASAN UNTUK KUFUR.

Akhirnya kembali lagi pada kemampuan kita masing-masing untuk mengelola kehidupan ini sebaik-baiknya berdasarkan pengalaman kita. Makin hari kita akan makin dewasa dengan berbagai hal yang harus kita hadapi dan pikirkan.

APAPUN YANG TERJADI SAAT INI INSYA ALLAH MATAHARI MASIH TERBIT DARI TIMUR!

Comments

Popular posts from this blog

"molimo"

Buka Mata , Buka Telinga

Apa arti nama dalam selembar amplop?