skripsiku adalah kualitasku

pagi ini setelah pergi ke pasar beli beras merah dan sudah beres-beres kamar seperti biasa saya melanjutkan menghidupkan komputer dan teringat skripsi untuk segera saya lanjutkan....
tulisan ini aku buat untuk teman merevisi skripsi ditemani secangkir susu panas....

saya memulai skripsi dengan proposal yg saya masukkan ke jurusan sekitar bulan desember dan seminggu stelah itu saya dapat pembimbing dosen yang selama ini terkenal diluar kebiasaan dosen biasanya di FIK UNY yaitu Ibu Eka Swasta.sekitar 3 bulan berjalan bimbingan skripsi dengan Bu Eka, skripsi saya stagnan tidak bisa berkembang karena suatu hal (akan saya jelaskan dikesempatan yang lain). setelah terhambat karena ada sedikit masalah alhamdulillah bulan juni awal jurusan memberi saya pembimbing baru yakni Bapak Hadwi, semangat saya pun kembali seperti layaknya awal-awal masih proposal, karena memang secara pribadi komunikasi lebih nyaman dengan beliau.lepas dari cerita skripsi saya, saya melihat teman-teman dan mahasiswa lain yang menempuh skripsi, saya merasa dengan sangat mudah mereka dapat menyelesaikan skripsi dengan waktu yang sangat singkat, tanpa merendahkan atau meremehkan diri sendiri saya bertanya-tanya, apakah saya bodoh? apa skripsi yang saya pilih terlalu sulit?, apa saya yang pemalas?. berbagai pertanyaan tersebut terlontar untuk diri saya sendiri sebagai bahan intropeksi. saya merasa bukan type lelaki silau kesuksesan orang lain, saya hanya menjadikan prestasi mereka sebagai. saya tetap mengerjakan pelan-pelan dan melaksanakan intruksi Dosen pembimbing. kadang-kadang setelah bimbingan saya merasa ada yang tidak paham, karena saya bukan type orang pemalu soal bertanya maka saya bertanya sama teman yang saya anggap lebih berpeastasi, tentunya teman-teman yang sudah menyelesaikan skripsi dengan cepat seperti yang saya ceritakan tadi. Ya ampun, sebagian besar rekan yang saya tanyai soal skripsi ternyata mereka tidak bisa menjawab, bahkan ada salah satu teman yang strees dan terbebani karena LULUS! (padahal itu idaman semua mahasiswa, termasuk saya). setelah saya pikir-pikir apa seperti itu skripsi yang katanya menggambarkan kualitas lulusan S1? tentunya TIDAK! sebuak idealisme yang selalu saya pegang!! dengan pah hadwi pembimbing saya, saya menemukan apa yang harus saya lakukan dengan skripsi saya, tentunya tidak asal tulis yang penting lulus. itu semua yang mendasari saya sampai sekarang saya masih PD bertemu teman-teman saya seangkatan yang sudah lulus. bukan sebuah pembenaran atau pembelaan terhadap diri sendiri, tetapi ini hanya jalan dari masing-masing individu untuk memilih, dan inilah jalan pilihan saya, skripsi terkesan lambat tapi tujuan yang saya inginkan skripsi ini mencerminkan kualitas dan mampu mempertanggung jawabkan. alhamdulillah skripsi saya berjalan dan berkembang sekarang sudah mengujicobakan angket yang saya buat. skarang perlahan-lahan saya pelajari tentang skripsi yang saya buat dengan bertanya atau membaca.
saya memang mentarget sebelum puasa bulan agustus skripsi saya beres atau setidaknya data sudah ter-olah, tp tetap tidak mengesampingkan kualitas kerjaan saya.
selain itu skripsi ini berjalan juga seiringan dengan pekerjaan saya, saya juga tidak pernah merasa pekerjaan saya mengganggu, bahkan ini adalah modal awal agar saya tidak kebingungan menjawab pertanyaan seperti ini,"selamat sudah lulus, sekarang mau bekerja dimana?".
saya yakin dengan berdo'a, bekerja keras, positif thinking, dan ketekunan saya mampu membuat karya yang mencerminkan KUALITAS SAYA SEBAGAI INSAN PROFESIONAL, ENTAH SKRIPSI ATAU PEKERJAAN.
apapun yang terjadi selagi saya masih diberi nyawa oleh Allah SWT saya akan mensyukuri nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya.

Comments

Popular posts from this blog

"molimo"

Buka Mata , Buka Telinga

Apa arti nama dalam selembar amplop?