Islam semakin disudutkan

Sungguh menyedihkan melihat kondisi atau paradigma masyarakat luas terhadap Islam dewasa ini. Betapa tidak,  banyak isu-isu negatif yang melibatkan orang beragama Islam.  Isu kekerasan, kebohongan, bahkan ujaran kebencian hampir semua menyentuh Islam. 
Contoh yang bisa saya sebutkan adalah label teroris. Isu tersebut tak bisa jauh dari Islam. Jika kita mengamati dari media hampir semua terduga maupun tersangka dengan predikat teroris adalah orang pemeluk agama Islam. Bahkan semua variabel yang mengikutinya secara gamblang disebutkan. Dari asal orang tua nya hingga sekolah di pondok mana terpampang jelas.

Jika kita menilik Pilkada DKI kemarin, kini Islam seakan menjadi dagangan politik. Sebuah label yang sulit dihapus ketika ada kasus penistaan Agama yang dilakukan oleh salah satu calon Gubernur ketika itu. Islam yang disinggung, Islam yang disudutkan ketika ada ulama meluruskan, ada ormas yang menegur dan ada masa dari masyarakat Islam yang risih disitulah muncul opini publik bahwa dengan alasan agama Islam bisa digunakan untuk menyerang lawan politik. Tapi bukankah demonstrasi itu hal wajar?. Tapi ketika ada masyarakat yang mengatasnamakan Islam berkumpul disuatu tempat, kita melihat nya sebagai hal yang menyeramkan. Hal yang mencengangkan lainnya adalah rencana bawaslu mengatur ceramah keagamaan. Dengan kondisi isu-isu Nasional yang seperti ini, tentu bisa disimpulkan Agama mana yang ceramahnya harus diatur oleh Bawaslu?.

Hal lain yang masih hangat adalah penyerangan terhadap ulama yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Kasus tersebut bahkan sampai dua kali diangkat di acara ILC TV One. Sampai sekarang kasus tersebut hanya pada sampai kesimpulan pelakunya adalah orang gila. Bersama itu pula pada waktu yang dekat terjadi kekerasan yang menyerang jamaah Gereja di Jogja. Sontak isu ini makin ramai. Ditambah Densus 88 turun langsung di peristiwa tersebut. Dan terlibatnya Densus 88 tentu membawa kesimpulan bahwa ini adalah tindakan teror. Sebuah suasana yang tidak terasa pada kejadian penyerangan para ulama. 
Tidak sampai disitu, sekarang muncul kasus Muslim Cyber Army (MCA). Beberapa anggota kelompok tersebut ditangkap karena telah menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian yang telah meresahkan masyarakat khususnya melalui media sosial. 

Banyak banget kan kasus yang melibatkan orang Islam.

Isu internasional kita mendengar Isis. Sebuah nama yang sangat Islami yang begitu kita mendengarnya kita sudah pasti menebak itu adalah kelompok teroris. Bahkan kabarnya Isis sudah masuk ke Indonesia dan sudah ada jaringannya dan juga sudah melakukan beberapa aksi. Dimana jaringan Isis yang dituding sudah ada di Indonesia tersebut saat ini sedang dalam pengejaran. Seolah-olah kasus ini tidak habis dan terus terulang pada momen - momen tertentu. Misalkan menjelang tahun baru,  menjelang natal maupun menjelang hari besar lainnya. 
Bahkan saking banyaknya kasus orang Islam dengan kekerasannya sejak tahun 90-an di dunia muncul istilah Islamophobia. Istilah ini makin populer sejak peristiwa pentagon,  Amerika. Bahkan yang terbaru sampai Presiden Amerika melarang orang Islam untuk masuk ke Negaranya. Tidak hanya di Amerika, di beberapa Negara juga mewabah ketakutan terhadap Islam, seperti: Pelarangan pemakaian burka (cadar penutup muka) bagi Muslimah di Prancis, diskriminasi terhadap pelaksaan ibadah umat Muslim (termasuk pendirian tempat ibadah umat Muslim), pemeriksaan extra ketat di setiap imigrasi transportasi darat, laut, dan udara terhadap mereka yang beragama Islam atau mereka yang berasal dari negara yang mayoritas penduduknya Muslim.

Apakah kondisi ini memang by design?

Sebuah pertanyaan yang bisa sangat panjang kita perdebatkan untuk menjawabnya. Sebelum menjawabnya kita bisa mengawalinya dengan kembali ber-Agama Islam secara kaffah. Dan kita berusaha menunjukkan Islam rahmatan lil'alamin dari diri kita sendiri. Wallahu A'lam Bishawab.

Selesai...

Hasil gambar untuk perang palestina
Photo by: padhydhy.blogspot.co.id

Comments

Popular posts from this blog

"molimo"

Buka Mata , Buka Telinga

Apa arti nama dalam selembar amplop?