Sudah barang tentu menjadi sebuah kebahagiaan ketika kita dikaruniai seorang Anak. Hal itu pula yang saya rasakan tatkala Istri yang beberapa bulan setelah saya Nikahi memberi kabar bahwa ia positif hamil. "Alhamdulillah...", ucap saya ketika itu.
Hampir keguguran, mengalami kontraksi semu kemudian dilarikan ke Rumah Sakit serta permintaan Istri paling aneh adalah es degan di malam hari menjadi warna tersendiri selama proses kehamilan.
Singkat cerita Alhamdulillah, waktu yang dinanti datang juga. Bertepat di RSI Kustati anak pertama saya lahir dengan normal.
|
Mobil ambulan yang membawa Istri saya tiba di RSI Kustati |
Sabtu (28/2) Tahun 2015 mobil ambulan yang membawa Istri saya tiba di Rumah Sakit sekitar pukul 17.30 WIB. Anak saya lahir pada pukul 21.55 WIB dengan BB 2.4 Kg dan TB 46 Cm. Rasa syukur dan kebahagiaan yang saya rasakan ketika melihat secara langsung proses kelahiran. Meskipun awalnya ngeri melihat alat-alat operasi di ruang persalinan.
Saya merasa beruntung bisa menemani Istri selama proses persalinan. Disana saya hanya berdoa, memotivasi dan terus mengingatkan Istri agar tetap berdoa untuk melawan rasa sakit yang amat menyiksa.
|
Hari pertama di dunia |
Keesokan harinya setelah proses kelahiran, kami (dengan Istri) sepakat menamai anak kami "NUR WAFA ATHIRAH". Nama dadakan sederhana yang kami berikan, dikarenakan nama yang sudah kami siapkan beberapa minggu sebelumnya batal kami sematkan. Pembatalan tersebut dikarenakan nama-nama tersebut susah diucapkan dan susah dituliskan. Nama-nama yang biasanya dipakai oleh bayi jaman now. hehe..
Nama tersebut dasarnya kami pilih karena maknyanya dan pas dengan dimana kami berasal (di Jawa) serta mudah diucapkan, diingat, dan ditulis. Sebuah filosofi yang kami harapkan Anak kami kelak dapat diterima semua orang dengan mudah dan gampangan dalam membantu sesama.
Selang sehari Istri saya istrirahat di Rumah Sakit, Alhamdulilah, sore harinya Istri dan Anak saya sudah diijinkan Dokter untuk pulang ke Rumah.
|
Sahabat saya ketika menjenguk di Rumah Sakit sehari setelah kelahiran |
|
Istri dan Anak saya ketika keluar meninggalkan Rumah Sakit |
Saya sangat berterima kasih dengan keluarga besar saya yang sangat membantu adaptasi saya sebagai orang tua baru. Saya secara pribadi belajar banyak dari masukan kakak-kakak. Yang secara kebetulan saya dan Istri sama-sama sebagai Anak terakhir di keluarga kami.
Waktu terus berjalan, saya sangat menikmati peran baru saya sebagai Bapak. Sebuah fase dimana saya menyadari bahwa diri saya juga harus upgrade dari sebelumnya. Jika sebelumnya saya hanya dititipi seorang Istri, kini Allah SWT mempercayai saya dengan menitipkan seorang Anak. Sebuah kepercayaan yang akan saya jaga dengan penuh tanggung jawab. Dari kesadaran itulah saya merasa saya harus lebih dewasa dalam berpikir maupun bertindak.
|
Minggu pertama Wafa berada di rumah |
Tak terasa, hari ini tepat 3 Tahun saya menjadi seorang Bapak. Waktu yang sangat cepat saya habiskan untuk bermain dan tertawa bersama buah hati saya. Kata "Bapak" adalah kosa kata pertama Wafa yang terucap dari bibirnya. Kelucuannya, tingkah lakunya menjadi obat mujarab ketika saya penat akan kehidupan sehari-hari.
|
Keluarga kecil saya |
|
Sangat menggemaskan |
Sejak menjadi seorang Bapak, sejak saat itu pula saya berkomitmen akan menadikan Wafa wanita ke dua yang akan jatuh cinta pada saya. Caranya bagaimana?. Caranya mirip-mirip dengan yang saya lakukan kepada Ibunya Wafa. Dengan cara memberi perhatian, memberi kabar, memberikan sesuatu yang diinginkan, mentraktir, kadang ngrayu dan lain-lain. Pokoknya sesuatu yang akan dilakukan Laki-laki untuk perempuan yang ia cintai.
|
Sebelum kerja pamit dulu
|
|
Dongeng sebelum tidur |
|
Biarkan Ibukmu Istirahat Nak.. |
|
"FAFA", begitu saya memanggilnya |
|
Nangis pun tetap lucu, ya.. |
Proses menadi Bapak secara penuh kelak akan berakhir ketika kita menikahkan Anak perempuan kita. Kita tidak perlu bingung memilih mantu berkualitas, jika Anak kita mengenal Cinta dari Bapaknya, dia akan tahu harus mencari imam seperti apa untuk Rumah Tangganya kelak. Insya Allah. Karena hipotesis itulah saya harus membuat anak saya jatuh cinta pada saya.
|
Lucu, ya... |
Inilah sepenggal kisah 3 Tahun saya bersama NUR WAFA ATHIRAH. Foto-foto ini yang akan melanjutkan cerita tentang Anak saya dan saya sendiri.
|
Nge-mall pertama |
|
Latihan mengkurep |
|
Wafa berusia 1 Tahun |
|
Renang bersama Ibunya |
|
Memperkenalkan olahraga sejak dini |
|
Sejak tinggal di Jebres, Wafa sekolah di Permata Hati |
|
Kini, ia berusia 3 Tahun |
Selesai...
Comments