Totalitas dalam kebersamaan
Setiap
individu terlahir dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Bahkan kita tidak bisa mengelak atau memilih karakteristik tertentu
ada pada diri kita. Misal kita terlahir dari rahim seorang Ibu siapa,
kita terlahir dari etnis apa, kulit kita berwarna apa, fisik kita
seperti apa. Beberapa hal tersebut adalah wewenang Allah SWT dan kita
tidak bisa memilihnya.
Dalam keluarga
kita tumbuh dan berkembang menjadi mahluk sosial. Mahluk yang
membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup. Sejak kecil orang tua /
keluargalah kelompok kita yang membantu tumbah kembang kita sebagai
individu.
Dari
keluargalah kita mengenal organisasi sebuah kelompok. Bahwa ada peran
masing-masing dalam kelompok yang menjadi tugas individu yang
dibangun dengan dasar tolong menolong. Sebuah tugas yang sebenarnya
ada dua sisi layaknya uang logam. Sisi pertama merupakan kewajiban.
Sebuah kewajiban apabila kita mencermati dari perspektif Agama dan
Budaya. Dengan meyakini bahwa Allah menciptakan manusia dari berbagai
jenis, suku, dan golongan untuk saling mengenal dan tolong menolong.
Sisi kedua keengganan menjalankan fungsi mahluk sosial untuk tolong
menolong karena secara tidak langsung kita harus berkompetisi dengan
sesama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebuah kelompok tentunya memiliki
tujuan bersama yang akan diraih, jika ada salah satu yang tidak
sejalan tentu akan menjadi "benalu" yang akan menjadi
masalah bagi kelompok itu.
Pun demikian Negara ini adalah
sebuah kelompok yang sangat besar. Dengan perbedaan suku, ras, Agama,
warna kulit, dan etnis semestinya itu semua bukan penghalang meraih
cita-cita bersama. Gotong royong sudah menjadi identitas Negara ini
yang semestinya kita utamakan diatas kepentingan apapun. Belajar dari
sebuah kelompok dalam keluarga, semestinya seperti itulah kehidupan
berbangsa kita. Saling membantu dan saling menguatkan.
Berbagai
permasalahan yang muncul dalam sebuah kelompok, sejatinya berawal
dari ketidaksamaan visi misi dan masalah komunikasi. Dari dua hal
yang menurut saya fundamental ini, masalah komunikasi yang harus
dibenahi lebih awal. Dengan komunikasi yang baik antar sesama, sebuah
kelompok akan dengan mudah menyatukan tujuan ataupun visi misi.
Entah kelompok
formal maupun non formal kita tidak bisa terlepas dari orang lain dan
kelompok. Banyak kelompok disekitar kita. Entah kelompok teman
sekolah, kelompok teman kerja, maupun tetangga yang merupakan
kelompok paling dekat dengan kita.
Dimanapun kita berada semestinya
kita berusaha berkomunikasi dengan baik. Komunikasi sendiri memiliki
beberapa arti yang intinya proses penyampaian informasi, gagasan
dengan menggunakan bahasa tubuh verbal ataupun non verbal atau
simbol-simbol tertentu untuk mencapa satu tujuan. Dengan baiknya
komunikasi antar sesama dalam sebuah kelompok tentu akan
meminimalisir terjadinya salah paham.
Manusia memang tidak sempurna
sehingga disengaja atau tidak pasti suatu saat akan menemui kesalahan
yang berakibat terhadap orang lain. Nah, disinilah peran tenggang
rasa dan teposeliro antar sesama.
Totalitas dalam kebersamaan adalah
keluarnya kekurangan dan kelebihan seseorang dalam sebuah kelompok.
Tanpa ditutupi interaksi sehari-hari akan menggambarkan kelebihan dan
kekurangan seseorang. Kita semestinya total dalam berinteraksi.
Sehingga proses kenal dan memutuskan sesuatu akan berjalan baik. Jika
salah kita mengakui dan mohon maaf serta memperbaiki kesalahan, jika
ada orang lain berbuat hal yang tidak mengenakkan atau hal yang salah
segera kita maafkan tanpa menunggu orang lain menyadari kesalahan
atau meminta maaf. Ini adalah salah satu esensi Totalitas Dalam
Kebersamaan.
Selesai...
By: Tulisan 1 Sobat
Comments