ANAK, ASI, dan IBU


Memiliki anak merupakan impian setiap pasangan suami istri. Begitu moment itu datang, berawal dari kehamilan seorang Istri hingga akhirnya sang Buah Hati dilahirkan akan disambut dengan sukacita oleh seluruh keluarga besar khususnya Orang Tua sang Bayi. Momentum kelahiran Bayi adalah dunia baru bagi pasangan pengantin yang kini menjadi seorang AYAH dan IBU.

Begitu juga yang saya alami sekarang, Alhamdulillah, ALLAH SWT mempercayakan saya untuk menjadi seorang AYAH setelah Istri saya melahirkan Anak/Putri pertama saya pada Tanggal 28 Februari yang alau. Pengalaman pertama menjadi Orang Tua tentu saya dituntut banyak perubahan dan menyesuaikan dengan kondisi Rumah Tangga yang sekarang sudah tambah penghuni baru. Dengan memiliki momongan ada 3 hal baru yang membuat saya begitu terkesan karena harus memaksa diri menyesuaikan dengan kondisi sebagai Orang Tua dan makin CINTA dengan seorang Perempuan yang telah melahirkan Anak saya.

Ke Tiga hal itu adalah ANAK, ASI, dan IBU.

Ke Tiga hal tersebut memiliki keterkaitan yang akan meningkatkan kualitas hubungan Rumah Tangga antara Suami dan Istri. Kenapa? Mari kita kupas bersama-sama.

1.      Anak
Kehadiran anak pertama dalam rumah tangga akan menjadi “Bom Kebahagian” antara Suami dan Istri serta keluarga besar yang menantikannya. Bahkan saking bahagianya saya sama Istri harus berebut memberi nama anak kami. Hehehe…
tapi tidak masalah siapa yang memberi nama. Akhirnya kami sepakati memberi nama NUR WAFA ATHIRAH.
Tetapi, dalam catatan saya kebahagiaan menjadi Ayah harus didapatkan dengan pengorbanan seorang ISTRI yang begitu luar biasa berjuang melahirkan seorang Anak. Ingin saya katakan kepada semua pembaca khususnya para Suami, bahwa kebahagiaan kita menjadi seorang Ayah harus merelakan seorang ISTRI melewati masa sakit antara hidup dan mati. Kenapa saya bilang seperti itu, karena saat saya menemani proses persalinan saya sebagai Suami tidak bisa apa-apa melihat Istri saya kesakitan. Saya hanya terus berdoa, istighfar, memberi motifasi, dan memastikan mata Istri saya tetap terbuka selama proses persalinan yang tidak sebentar. Akhirnya setelah 4-5 Jam Istri saya kesakitan, lahirlah seorang Bayi yang membuat kita tersenyum lebar bahagia. Akhirnya saya menjadi seorang Ayah, persembahan luar biasa dari seorang Istri yang melewati proses antara hidup dan mati.

2.      ASI
ASI merupakan hak setiap bayi dari Allah yang tidak bisa digantikan oleh apapun di dunia ini. Lebih dari sekedar Nutrisi, ASI menjadi penyambung kasih sayang seorang Ibu dan anaknya. Tetapi sekali lagi memberikan ASI bukanlah hal mudah. Komitmen antara Suami Istri akan sangat menentukan. Untungnya saya punya Istri yang sangat Idealis untuk hal yang satu ini, jadi apapun resikonya akan dia “tabrak” demi terpenuhinya hak bayi kami. Apalagi Istri saya juga bekerja membantu saya mencari nafkah. Sebenarnya ini adalah hal yang memalukan saya sampaikan karena nafkah seharusnya kewajiban seorang suami. Kondisi inilah yang kadang awalnya saya kaget melihat pemandangan didalam internal kami antara saya-istri-dan anak. Dengan memberi ASI eksklusif artinya Istri saya harus setiap saat sepanjang hari sampai bangun di malam hari demi menjalankan “tugasnya” sebagai Ibu. Otomatis jam tidur menjadi sangat berkurang, fisik istri saya terkuras dan akhirnya emosi menjadi sedikit labil. Disaat inilah saya sebagai suami belajar menahan ego sebagai “PRESIDEN RUMAH TANGGA” dengan ikut membantu minimal seperti menggendong bayi setelah minum ASI, mengganti celana saat ngompol, menyuci baju celana bayi yang tidak sedikit karena sering ngompol dan BAB, memijat punggung dan pundak Istri yang sering pegal karena menyusui, dan sebagainya. hal inilah yang harus dilewati Orang Tua dalam mendukung Bayi menerima Haknya, Yakni Air Susu Ibu. Sesuatu yang disebut banyak orang murah ini butuh komitmen yang kuat antara suami dan istri. Sekali lagi untuk nutrisi terbaik anak saya di masa depan harus melalui perjuangan berat seorang Istri.

3.      Ibu
Ibu adalah seorang wanita yang telah melahirkan kita di Dunia ini. Hubungan Ibu dengan anak dan ASI yang saya sampaikan diatas adalah seorang anak seperti apaun kelak ketika dewasa tidak akan mampu mengganti perjuangan seorang Ibu dalam mengasuh dan membesarkan. Anak hanya bias membalas dengan cara BERBAKTI. Disini ingin saya katakan sebagai seorang suami dengan menjadi Orang Tua kita belajar mencintai keluarga (Istri-Anak) dan orang tua yang kadang dalam beberapa kasus harus berbenturan. Nha, disinilah hikmah memiliki seorang anak. Kita tahu beratnya menjadi seorang Ibu dan lebih tahu alasan mengapa kita harus berbakti.

Dan dibawah ini sedikit cerita dari tulisan Istri saya tentang perjuangan untuk memberi ASI eksklusif untuk buah hati kami. Semoga memberi informasi dan inspirasi bagi calon Ibu. 
Sekian…


ASI ITU GRATIS, NON SENSE

Semua berawal dari sebuah komitmen seorang calon ibu dan calon bapak.
Kami menikah pada 16 Mei 2014 dan alhamdulillah dikaruniani keturunan tanpa menunggu lama. Pada Sabtu, 28 Februari 2015, pukul 21.50, putri pertama kami lahir. Kami beri nama Nur Wafa Athirah (Wafa). Seharusnya dia lahir pada 19 Maret 2015 seperti prediksi dokter kandungan, namun kami juga tidak tahu mengapa dia lahir di usia kandungan 37 minggu lebih 2 hari dengan bb 2.4 kg dan tb 46 cm, lahir normal tanpa pacu dengan selamat, sehat jasmani rohani.

Semenjak saya hamil, kami sebagai calon orang tua pun sepakat untuk tidak memberi susu formula (sufor) dan berkomitmen untuk memberikan asi penuh selama minimal 6 bulan pun makin kuat (sering disebut dengan ASI eksklusif).

Lagi lagi ini bukan masalah ASI itu gratis, ga bayar, ga ngeluarin uang, hemat untuk anggaran rumah tangga. TIDAK.  Bagi saya itu adalah pemikiran “sempit“ dari seorang ortu. Namun, semua ini lebih kepada nutrisi dan imunitas anak. Selama si ibu bisa (payudara tidak mengalami masalah), si ibu punya waktu, si ibu sehat, janganlah beri si anak dengan susu sapi. Kasihan pencernaanya (note: bisa cari info sendiri mengapa saya sebut langsung dengan pencernaan, khususnya lambung).

ASI gratis, itu hanya isapan jempol belaka. Untuk setetes ASI, seorang ibu harus makan hampir 2x lipat dari porsi seharusnya. Lebih baik lagi jika si ibu mengkonsumsi supplement agar kualitas dan kuantitas ASI tetap terjaga dengan baik sekaligus melimpah. Dan itu tidak gratis.

Jika si ibu mengalami sedikit masalah pada payudara (misal: puting susu pendek), maka pertama-tama dia harus beli nipple puller (pakai uang kan, rata- rata harga Rp 60.000,-). Perlu diketahui menggunakan puller itu sakitnya minta ampun dan bisa berdarah darah, minimal akan sedikit mengalami luka dan perih yang sangat. Sakit tersebut tidak bisa dinominalkan wahai para saudaraku. Tapi kembali lagi itu sebuah komitmen seorang ibu.

Tidak berhenti sampai disitu. Jika si ibu masih berkomitmen untuk memberikan ASI karena alasan nutrisi, padahal si ibu harus bekerja demi membantu suami dan berbagai alasan lainnya, maka selanjutnya ada beberapa hal yang harus dibeli.
  1. Pompa ASI – yang nyaman, bukan pompa ASI untuk membuang yang harganya  cuma Rp 15.000. Kata nyaman tersebut yang kadang membebani, karena harganya pasti lebih dari Rp 100.000,- bahkan rata-rata untuk membeli rasa nyaman kita perlu merogoh kocek hingga Rp 600-700 an ribu.
  2. Botol kaca, rata- rata harga Rp 2.000 – Rp 3.000 per botol, yang lebih bagus yang harga Rp 6.000, untuk botol kaca semua bisa disiasati, tapi ibu pasti butuh banyak botol kaca untuk stok ASI baik di rumah maupun di kantor. Silakan dikalikan sendiri sesuai kebutuhan.
  3. Cooler bag, tas khusus untuk menyimpan ASI selama perjalanan  PP  kantor rumah, untuk menjaga suhu ASI agar tidak rusak. Yang murah cuma Rp 50.000, yang agak bagus Rp 150.000,- ke atas.
  4. Ice gel, ibu butuh sekali gel untuk ice, fungsinya seperti ice batu, tapi ga mungkin menggunakan es batu karena mudah cair, dan ice gel ini adalah ice yang reusable. Minimal punya 2, rata- rata harga @25.000,-
  5. Yang mahal adalah, usahakan punya kulkas yang ada frezeernya. Untuk mengawetkan ASI agar bisa bertahan hingga maksimal 3 bulan.
  6. Dot dan botolnya untuk si bayi saat ditinggal kerja, minimal punya 4 untuk gonta ganti, biar ga buru-buru mencuci, merebus dan mengeringkan.
  7. Merebus dot itu butuh air, dan tentunya butuh gas untuk merebus, pakai uang lagi kan untuk membelinya.
Tujuh  hal yang saya sebutkan itu membutuhkan rupiah yang tidak sedikit. Namun nominalnya bisa dikalkulasikan.
Point selanjutnya yang tidak bisa dihitung adalah:
WAKTU
Ibu butuh waktu untuk memompa ASI saat dikantor, artinya akan ada beberapa pekerjaan kantornya yang bisa jadi terbengkalai karena waktunya tersita untuk memompa ASI demi si kecil di rumah.
TENAGA
Ibu butuh tenaga yang tidak bisa dihitung saat memompa, karena terkadang memompa itu melelahkan dan menjemukan.
DIRASANI TEMAN SEJAWAT
Yang jelas tidak bisa dihitung adalah, saat mata partner kerja tertuju pada kita, saat mereka juga tahu bahwa kita mencuri-curi waktu untuk memompa ASI, rasanya mata dan wajah mereka mengatakan: kerja kok ga kuat beli susu formula.
IKHLAS
ASI menurut saya adalah sebuah keikhlasan. Keikhlasan seorang ibu yang bisa jadi bentuk tubuhnya rusak  karena menyusui, keikhlasan untuk waktunya yang banyak tersita, dan keikhlasan lainnya yang hanya ALLAH yang tahu. Intinya totalitas seorang ibu. Kalau ga ikhlas, ga usah jadi ibu. Jabatan menjadi seorang ibu tidak semudah mengucap 3 huruf tersebut I-B-U.

Karena banyak hal itulah, saya katakan bahwa ASI GRATIS ITU NON SENSE.
ASI adalah akumulasi darah dan tangis seorang ibu. Mungkin beberapa orang menilai statement saya berlebihan. Bagaimana tidak, itulah harga komitment yang harus kami bayar sebagai orang tua, khususnya ibu. Dan saya adalah ibu yang bekerja tapi komitment memberi ASI.
Akhirnya, saya pun sangat bersyukur karena telah memberinya nama NUR WAFA ATHIRAH.
Nur adalah cahaya, Wafa adalah setia/komitmen/taat/disempurnakan, dan Athirah adalah anak yang memuliakan. Ingin saya katakan ke WAFA bahwa ASI mu ini ga gratis nduk, orang-orang yang mengatakan ASI itu gratis adalah orang yang mungkin ga bisa berhitung.

Kata para sesepuh ini semua akan dihitung pahala. Allahumma amin.



Comments

Popular posts from this blog

"molimo"

Buka Mata , Buka Telinga

Apa arti nama dalam selembar amplop?