Perbedaan sepatu baru dengan orang baru
Sepatu adalah salah satu kebutuhan kita
meskipun bukan kebutuhan pokok. Dimanapun kita bisa menemukan barang satu ini,
apalagi di zaman yang makin modern sepatu bukan hanya kebutuhan tetapi
pelengkap gaya hidup seseorang, tak hayal banyak pengoleksi sepatu khususnya
dari kalangan menengah ke atas seperti
artis. Bagi artis sepatu punya peranan sangat penting dalam mendukung
penampilan dimanapun berada, bahkan setiap kegiatan artis memiliki spesifikasi
sepatu masing-masing. Sehingga dalam setiap kegiatan kalangan artis akan
mengenakan sepatu berbeda-beda pula, termasuk juga baju, tas, dll untuk
mendukung penampilan maksimal mereka.
Selain dalam bidang mode, dalam bidang
pendidikan sepatu juga memiliki peran penting dalam ketertiban siswa. Hampir
semua sekolahan formal mewajibkan siswanya untuk mengenakan sepatu selama
proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam fungsi yang lain sepatu juga berfungsi
sebagai alat keamanan, barang satu ini selalu dikenakan pekerja dalam proyek bangunan
ataupun pembalap motor/mobil.
Begitu juga diri saya pribadi. Saya mengenakan
sepatu setiap kerja dan olahraga, dan barang satu ini bagi saya sangat penting.
Dan saya yakin begitupula dengan anda.
Yang ingin saya sampaikan adalah industry sepatu
tidak akan pernah mati karena peranan pentingnya dalam mendukung aktifitas
kita. Sehingga kita akan membeli sepatu baru jika sepatu kita telah rusak
ataupun sudah tidak nyaman.
Ya, itu peranan sepatu dalam kehidupan kita
yang secara sadar atau tidak kita membutuhkannya.
Bagi saya sendiri yang sekarang berprofesi
sebagai marketing salah satu media local di Kota Solo ada hal yang lebih
penting bagi saya selain sepatu. Hal tersebut adalah orang baru dalam kehidupan
saya.
Orang baru yang saya maksud adalah orang yang
baru pertama saya kenal dan pertama bertemu. Orang tersebut adalah Sobyek yang
sangat penting bagi pekerjaan saya karena memang profesi saya dituntut untuk
kenal banyak orang. Rumus mudahnya semakin banyak mengenal orang baru akan
semakin besar pula keuntungan saya/perusahaan saya. Sudah menjadi hal yang
lumrah seorang marketing dituntut lebih luwes dan komunikatif ke orang
lain/klien dibanding posisi pekerjaan lainnya, karena itu modal yang sangat penting
dalam melayani.
Bagi diri saya pribadi diluar sebagai profesi
saya sebagai seorang marketing saya memahami arti pentingnya keberadaan orang
lain dalam kehidupan kita. Sejak lahirpun kita ditakdirkan Tuhan sebagai mahluk
social, itu artinya selama kita hidup kita tidak bisa lepas dengan orang
lain/orang disekitar kita. Hanya saja setiap individu memiliki cara pandang dan
perilaku yang berbeda untuk berinteraksi dengan orang lain
Menurut saya batas minimal interaksi kita
dengan orang lain ya sekedar diri kita sebagai mahluk social. Yang berarti
urusan kita dengan orang lain sebatas kebutuhan kita dan kebutuhan orang lain. Batas
minimal seperti ini akan membuat hidup kita monoton, akan membuat kita tertutup
untuk mengenal orang lain secara lebih luas atau cenderung egois. Pengalaman saya
hidup selama 25 tahun ini memang untuk bisa diterima atau setidaknya bisa masuk
ke dunia orang lain secara lebih universal
memang tidak mudah. Modal utama untuk bisa masuk dan diterima orang lain secara
luas menurut saya adalah menurunkan ego diri sendiri serendah-rendahnya. Dengan
modal tersebut kita tidak akan menemui kendala bertemu dengan type manusia seperti apapun. Ada banyak
karakter manusia di dunia ini, milyaran manusia yang saat ini menghuni muka
bumi akan ada milyaran karakter pula yang berbeda-beda. Dan inilah yang saya
maksud dengan batas maksimal seseorang dalam menggali potensi diri sendiri
untuk bisa mengenal semua orang yang ada disekitarnya atau setidaknya lebih
luas.
Bagi saya pribadi perbedaan dua hal inilah yang
sering membuat dinamika dalam kehidupan social kita. Saya sangat yakin adanya
perselisihan antar individu hanya disebabkan karena adanya orang yang tidak mau
minta maaf(mengakui kesalahan) dan tidak adanya orang pemaaf. Dan untuk menjadi
pribadi seperti itu hanya dimiliki orang-orang yang bisa menekan egoisme diri
sendiri.
Menjadi pribadi yang terbuka dengan orang lain
dan mampu masuk ke dunia orang lain tidak hanya menguntungkan profesi saya
sebagai orang marketing. Jauh-jauh hari sebelum saya bekerja di dunia ini saya
telah diajarkan sejak kecil melalui pendidikan agama yang saya dapatkan. Di dalam
Islam konsep keterbukaan dengan orang lain disebut “silaturahmi”. Ketika menjadi
seorang pelayan public atau katakanlah profesi sebagai marketing saya harus
ikut seminar kesana kesini hanya untuk belajar nguwongke wong liyo dengan tersenyum dan menghadapi
komlain serta merebut hati pelanggan, ratusan tahun yang lalu dalam agama Islam
sudah mengajarkan konsep bernama “silaturahmi”. Konsep ini mengajarkan kita
menyambung tali persaudaraan dengan semua manusia dan semua golongan dari sudut
bumi manapun.
Dan konsep ini ternyata adalah satu-satunya solusi
dalam dinamika masyarakat kita.
Saya ingin menyampaikan bahwa kemampuan untuk
bisa masuk dalam dunia orang lain yang lebih luas sangat dianjurkan dalam agama
saya serta kebutuhan bagi kita semua diluar atas nama agama Islam. Jika saya
sebagai seorang marketing tidak bisa menekan ego saya tentu saja usia saya
dibidang ini tidak akan lama. Seperti itulah gambaran kita jika menjadi orang
yang tidak bisa masuk ke dunia orang lain hidup kita akan sangat sempit. Sempit secara pergaulan ataupun sempit
pemikiran kita.
Beberapa hal positif/keuntungan jika kita bisa
masuk dunia orang lain yang lebih luas adalah:
- Ketika kita mengenal orang lain secara otomatis wawasan kita akan bertambah. Pengalaman hidup maupun kemampuan akademis orang lain bisa ditransfer ke diri kita.
- Saat mencoba mengerti kemauan orang lain, entah mereka marah ataupun kecewa dengan kita, disaat itulah kita belajar mengendalikan emosi dan menguasai diri.
- Saat kita bisa menjadi pendengar yang baik bagi orang baru, saat itulah kita akan mendapatkan pandangan apa yang akan terjadi dengan diri kita apabila kita mengambil langkah seperti orang tersebut.
- Semakin banyak kita mengenal orang akan semakin ringan beban hidup kita.
- Semakin luas pergaulan kita, semakin luas pula rizqi kita. Kita tahu betapa pentingnya channel untuk bekerja. Selain itu pintu jodoh akan semakin lebar dengan banyaknya pergaulan kita.
- Semakin banyak kita kenal orang baru kita akan semakin tahu dimana kekurangan kita. Karena merekan akan mengkritik kita bahkan marah-marah hingga mencela kita juga mengapresiasi diri kita.
- Semakin sering kita berinteraksi dengan orang baru akan semakin dewasa diri kita dalam mengambil keputusan. Keputusan untuk diri sendiri ataupun yang berhubungan dengan orang lain.
Hal itulah yang saya temukan secara empiris
dalam kehidupan saya. Hal ini pulalah yang membuat saya pribadi merasa orang
baru itu sangat penting seperti layaknya saya butuh sepatu baru untuk menunjang
aktifitas saya. Hanya saja yang membedakan kita menemui atau membeli sepatu baru karena yang lama telah rusak
sehingga tidak bisa dipakai, sedangkan untuk manusia baru kita tidak perlu
menunggu orang yang sudah kita kenal menghilang atau mati atau tidak bermanfaat
bagi kita. Karena orang yang sudah kita kenal apabila kita bisa merawatnya akan
semakin menambah manfaat diri kita. INILAH YANG SAYA MAKSUD PERBEDAAN SEPATU
BARU DENGAN ORANG BARU.
Selesai…..
Comments