1 Januari 2012,”TAHUN BARU, APANYA YANG PERLU DIRAYAKAN?”

Hari ini tanggal 1 Januari 2012, tanggal pertama dan bulan pertama penanggalan masehi peride tahun 2012. Hal yang biasa terjadi dalam kehidupan ini layaknya detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam, hari berganti hari, bulan berganti bulan, hingga tahun berganti tahun.
Waktu bukanlah pilihan yang bisa kita tentukan, waktu berjalan tanpa dipercepat dan tanpa diperlambat mengiringi segala aktifitas keseharian kita.
                                           
Saya kira tulisan saya ini sangat tepat dengan moment hari ini yang tadi malam dirayakan sebagian besar masyarakat kita. Bahkan juga sudah menjadi budaya di berbagai belahan dunia untuk merayakan malam pergantian tahun.

Yang menjadi masalah buat saya sehingga saya ingin menulis, lantas manfaatnya apa kita merayakan pergantian waktu semalam itu?

Bagi para pembaca tadi malam yang ikut merayakan tahun baru mungkin akan sedikit merasa kontradiksi dengan pertanyaan saya di atas. Tapi jangan menyimpulkan terlebih dahulu maksud tulisan saya ini sebelum membacanya sampai selesai.

Sebenarnya dirayakan atau tidak ya akan tetap sama saja, kalau sudah tanggal 31 Des besok paginya insAllah akan berganti dengan tahun baru. Memang bukan itu yang saya permasalahkan.

Ada banyak alasan kenapa tadi malam banyak orang berhamburan di jalan dan dimana-mana untuk merayakan pergantian waktu. Diantaranya yang bisa saya sebutkan adalah:
  1. refreshing, karena pada malam tahun baru terdapat banyak hiburan.
  2. ikut-ikutan karena hampir semua teman ikut merayakan.
  3. banyak diskon sehingga sayang untuk tidak belanja di mall-mall.
Dan masih banyak lagi alasan. Kira-kira mana dari alasan di atas yang membuat kita begitu menunggu moment in? apa jangan-jangan semua alasan itu benar?

Apapun alasan itu, lewat media ini saya ingin menyampaikan argument saya berkaitan dengan perayaan malam tahun baru yang sudah menjadi budaya.

Kita tinggal di Negara ini penuh dengan keragaman dan budaya yang kita ciptakan atau mempertahankan peninggalan orang-orang terdahulu, dan kebudayaan itu akan menjadi symbol sebuah masyarakat yang memegangnya. Berbicara soal kebudayaan merayakan pergantian tahun secara tidak sadar kita telah melalui sejumlah umur kita masing-masing. Kalau saya sendiri berarti sudah 23 kali melewati masa pergantian waktu atau tahun baru seperti ini.

Kita sadar Negara tempat tinggal kita ini ditengah pergantian tahun baru terdapat banyak permasalahan dari berbagai sisi negeri ini. Bahkan permasalah tersebut ada yang dirasakan saudara kita secara langsung, seperti pelanggaran HAM, bencana, bahkan kelaparan yang membuat saudara kita tersebut lupa bahwa hari ini tahun baru.

“LANTAS APA HUBUNGANNYA BROW SEMUA MASALAH ITU DENGAN BEGADANG MERAYAKAN TAHUN BARU? LAGIAN KAN G MENGGANGGU MEREKA?”, mungkin itu pertanyaan para pembaca untuk saya.

Sebenarnya dari hari kemarin saya dijadwalkan sama teman saya akan melewati pergantian tahun baru di Clongop, salah satu perbukutan yang ada di klaten. Tapi saya tidak memastikan karena ada yang bergejolak dalam hati saya mengenai PERAYAAN MALAM TAHUN BARU.
Seperti telah saya sampaikan di atas banyak masalah di negeri ini, yang sebagian dirasakan begitu memprihatinkan oleh sebagaian saudara kita. Banyak saudara kita pada saat ini tersiksa karena kemiskinan, tersiksa karena bencana alam, dan masih banyak hal yang membuat saya tidak sampai hati berpesta pora di tengah keadaan ini.

Perayaan malam tahun baru bukanlah sepenting perayaan hari besar agama atau hari kemerdekaan yang dirayakan dengan tata cara tertentu yang mengandung makna tertentu, yang dilaksanakan semua umat entah dalam keadaan lapang ataupun sempit.

Dalam konteks ini, apa kita masih perlu menciptakan “HARI FOYA-FOYA DAN HARI HURA-HURA?” dengan alasan di atas? Apa kita masih tega menghambur-hamburkan uang untuk pesta kembang api ditengah masyarakat kta yang kelaparan?

Apa kita lupa dengan makna pergantian tahun bahwa kita sudah berumur lebih pendek? Waktu kita sudah berkurang dan apa semua waktu yang kita lalui sudah bermanfaat? Sehingga kita pantas merayakan berlalunya waktu dengan pesta pora?

Memang tidak ada salahnya kita melakukan sesuatu selama tidak mengganggu orang lain, termasuk budaya merayakan tahun baru ini. Tulisan ini hanya mengetuk salah satu sisi batin kita untuk berenpati denga saudara kita yang kurang beruntung pada saat ini.

Lebih bermanfaat mana kalau saat moment pergantian tahun baru seperti ini kita bersama-sama berusaha mengingat hal apa saja yang terjadi selama tahun yang lalu untuk intropeksi diri agar di tahun selanjutnya bisa lebih baik?
Atau jangan-jangan sebenarnya kita menganggap hari ini biasa-biasa saja tapi kita Cuma mengikuti tradisi foya-foya saja?

Saya berharap tulisan saya ini akan menggiring kita semua untuk berusaha memanfaatka waktu sebaik-baiknya meskipun itu satu detik dalam hidup kita.

Mungkin paling bijak saya katakan silahkan menikmati tradisi tahun baru yang sudah mengakar ini, TAPI JANGAN SAMPAI MELALAIKAN INTI SARI BERGANTINYA WAKTU DEMI WAKTU, TERMASUK PERGANTIAN TAHUN.

SEMOGA BERLALUNYA TAHUN 2011 DAN TAHUN-TAHUN YANG LALU, IKUT MELEDAK PULA SEMUA SIFAT BURUK KITA SEPERTI MELEDAKNYA PETASAN YANG KITA BAKAR KE UDARA. DAN SEMUANYA BERGANTI DENGAN LEBIH BAIK, LEBIH BAIK, DAN LEBIH BAIK. Amin…



Comments

Popular posts from this blog

"molimo"

Buka Mata , Buka Telinga

Apa arti nama dalam selembar amplop?