TULISANKU UNTUK UMAT ISLAM


TODAY IS ONE OF PROCESS IN MY LIFE, BUT I’M CONFUSE WHERE IS MY POSITION AS A PEOPLE IN THE WORLD. I’M VERY AWARE THAT I’M A MOSLEM! AND INSYA ALLAH ISLAM IS MY BASE FOR TO DO SOMETHING ANYWHERE AND ANYTIME!. YOU ARE MY PARTNER IN THE WORLD! FOR ALL PEOPLE I WANNA SAY,”I LOVE YOU SO MUCH...”

Eh bahasa inggris saya itu benar tidak ya? Hehe... kalau ada salahnya mohon dibenarkan ya? Soalnya saya baru belajar bahasa inggris ini. Hehe.. J
Alhamdulillah ditengah kegundahan saya hari ini selepas bekerja saya masih bisa tersenyum. Alhamdulillah hari ini saya mendapatkan satu lagi proses pembelajaran dalam perjalanan hidup saya. Saya ingin mengabadikan dalam diary saya ini. Supaya sebelum saya mati ilmu yang saya miliki yang saya pandang positif bisa berguna bagi pembaca...
Setelah tulisan saya kemarin yang mengupas sedikit soal keperawanan wanita, malam ini saya ingin sharing dengan semua saudara-saudara saya umat ISLAM, karena yang akan saya tulis disini berkenaan dengan umat ISLAM termasuk saya tentunya.

Melalui tulisan ini mewakili semua kegundahan hati saya hari ini. Hingga saya bertanya kenapa ALLAH memberi saya hari ini? Bukan orang lain yang melalui?. Tentunya pertanyaan saya itu bisa di “hajar KO” dengan kalimat “semua kan udah ada yang ngatur brow, jalani aja apa adanya. Gitu aja repot”. Memang jawaban seperti itu tidak salah. Tapi, setidaknya kita sebagai manusia yang dilengkapi akal dan pikiran yang dikuatkan dengan perasaan bisa memahami setiap hal yang terjadi dengan diri kita sehingga apapun bentuk jalan kehidupan (sedih, gundah, kecewa, bahagia, senang, dan sebagainya) bisa bernilai positif untuk kehidupan ini. Kita bukan binatang ternak yang menjalani kehidupan “BEGITU SAJA”, ingin makan ya makan, ingin tidur ya tidur, ingin marah ya marah, ingin buang air ya buang air dimanapun tempatnya, dan lain-lain. Dan tentunya saya dan semua umat islam tidak mau disamakan dengan binatang ternak apalagi melebihinya.
UNTUK ITULAH SAYA MEMBUAT TULISAN INI, MESKIPUN HARI INI SUDAH BERLALU...
Melalui jari-jari saya ini sebelim saya kupas masalah saya lebih dalam saya ingin menceritakan yang membuat saya gundah dan gelisah, sehingga meskipun ngantuk dan habis kehujanan hasrat saya besar untuk menulis “TULISANKU UNTUK UMAT ISLAM”:

1.      Yang pertama, saya hari ini kehilangan harapan pribadi yang sangat besar dalam kehidupan saya, saya berulang-ulang berusaha untuk mendapatkan hal itu, tapi sampai sekarang belum direstuhi ALLAH. Saya sangat terpukul dan begitu kecewa dengan keadaan ini, sampai hampir sebagian teman saya menyarankan saya untuk melepas harapan itu, yang dianggap sebagai “hukuman masa lalu saya” dan “permainan”. Untuk masalah ini lebih jelas saya belum ingin mengupas lebih dalam. Mungkin lain kesempatan.

2.      Yang kedua, inilah yang membuat saya lebih gundah. Dan masalah ini yang akan saya kupas dalam judul saya, karena saya anggap ini kewajiban seluruh umat islam ikut memikirkan kegundahan hati saya.

Sehabis saya dan sahabat saya mengurus administrasi untuk wisuda besok tanggal 3 Desember karena waktu menunjukkan pukul 11 siang lebih saya memutuskan untuk menunda dan menunaika sholat jum’at terlebih dahulu di Masjid Kampus UNY. Sesaat sesampainya di halaman masjid sebelum kami masuk masjid saya duduk bersama sahabat di dekat tempat prkir. Saat kami sedang asik bercanda tiba-tiba saya dapat sms dari salah satu member personal traineer saya yang membalas sms saya seperi ini,”iya mas nanti latihan.., loh mas jam segini kok belum jum’atan?”. Sms dari member saya tersebut saya bacakan ke sahabat saya, terus saya bilang gini sama sahabat saya,”wah, kok perhatian ya?hehe..”. Nha yang membuat saya sangat tertegun dan kaget adalah komentar sahabat saya seperti ini,”iyow yow cah, kok wonk non ISLAM malah cenderung perhatian banget ya? Sangat menghargai umat agama lain, toleransi kuat banget? Ngopo ya?”. Karena teman saya sudah tahu bahwa member saya itu non muslim, dan sahabat saya muslim seperti saya.

Masalah nomer 2 itu tadi yang membuat saya tertegun dan gundah, pertanyaan sahabat saya itu yang rasanya membuat saya sangat lemas begitu saja. Sekarang sebelum pembaca melanjutkan membaca tulisa saya silahkan pembaca menjawab pertanyaan sahabat saya tersebut, atau menulis jawaban di kertas agar tidak lupa nantinya dengan jawaban anda sendiri.
Sudah punya jawaban? Kalau sudah saya teruskan tulisan saya.
Ini alasan saya kenapa saya sangat berat dengan pertanyaan itu. Kenapa orang islam merasakan seperti itu? Apa seperti sahabat saya  itu yang pernah kita rasakan?. Saya jadi teringat cerita saat saya ulang tahun ke-23 ini saya sedikit heran dengan yang saya alami. Saat itu ulang tahun saya satu-satunya dengan paling sedikit ucapan selamat ultah dari lingkungan saya. Dan uniknya yang mengucapkan selamat ultah pertama secara langsung adalah manajer saya yang agamanya non islam. Dan uniknya lagi yang membuat saya tercengang selama saya hidup 23 Tahun, baru saat itu manajer saya yang non muslim untuk memimpin seluruh rekan kantor mendo’akan saya pada hari ultah ke 23 Tahun saya, sehingga acara ultah saya dido’akan dengan cara non Islam. Pada saat do’a di mulai dengan cara non Islam tersebut saya langsung tertunduk menahan tangisan, dan ini suara yang ada di batin saya,”Ya Allah kenapa semua ini terjadi?, kenapa manusia yang mengingkari engkau sangat peduli denganku? Sangat menghargai agamaku? Sangat cinta perdamaian? Kenapa saya harus di do’akan umat non Islam? Padahal penduduk ini penduduk Islam terbesar di dunia?. Ya Allah.. Kenapa saya dan lingkungan saya yang sesama muslim sulit bersatu? Kita egois? Kita terpecah belah? Kita saling merasani? Kita tidak saling perhatian? Ya Allah maafkanlah segala kesalahanku selama 23 Tahun yang belum mampu menyatukan umat-Mu. Tiada tuhan selain Allah, dan muhammad utusan Allah.Amin.”begitu do’a saya selesai saya tidak tahu tadi manajer saya mendo’akan apa saja.
Ini cerita fakta dalam hidup saya yang membuat saya berat menjawab pertanyaan sahabat saya tersebut. Setelah beberapa detik teringat akan hal ini saya mengambil nafas dalam-dalam dan menjawab sahabat saya kurang lebih seperti ini,”wah, itu cuma sebagian aja brow”, lantas dia menjawab,”sebagian pye, wong konco2q seng ngelengke sholat, poso malah wong non islam kok”. Lantas saya menyaut “wong gaulmu karo wong non mesti? Haha...”, lalu ditengah saya menyembunyikan kebingungan saya dengan tertawa, sahabat saya menyaut,” mbahmu kwi aq sekolah neng negri terus, dadi non karo islam koncoq podho okehe”, lalu saya jawab,”yowis ayow ndang sholat, ki aq wes perhatian karo kwe, haha...”.
Begitulah kutipan percakapan saya dengan sahabat saya yang ringan, tapi sangat dalam maknanya buat saya. Kalau buat pembaca gimana?

Sampai detik ini saya menulis, saya masih merasakan galau yang sangat dalam. Dalam batin saya saat ini, yang saya rasakan adalah,”ISLAM ADALAH AGAMA PALING SEMPURNA! ISLAM ADALAH PETUNJUK UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA TANPA TERKECUALI, KARENA SEMUA ADALAH CIPTAAN ALLAH SWT! DAN SAYA YAKIN PETUNJUK ALLAH DAN HADIST ADALAH PEDOMAN YANG MUTLAK BAGI PENGHUNI BUMI INI! SAYA SANGAT YAKIN ISLAM DAPAT DITERAPKAN DALAM SEGALA LINI KEHIDUPAN, TERMASUK BERMASYARAKAT YANG DIDALAMNYA ADA BERBAGAI KEYAKINAN! SAYA YAKIN ISLAM SANGAT MENGHARGAI PEMELUK AGAM LAIN! SAYA SANGAT YAKIN ISLAM PUNYA CARA PALING HALUS DALAM BERDAKWAH!
TAPI..............................................................................................................................................
SANGAT IRONIS YANG TERJADI DALAM KEHIDUPAN SAYA. SETIDAKNYA DALAM LINGKUNGAN SAYA. SAYA TIDAK BISA MENJAWAB PERTANYAAN DALAM HATI SAYA SELAIN ISLAM DISUDUTKAN SENDIRI OLEH PENGANUTNYA DI SUDUT PALING POJOK DARI KEHIDUPAN PEMELUKNYA,”CAHYO, MANA ISLAM ADALAH SOLUSI KEHIDUPAN?, CAHYO, MANA ISLAM ADALAH RAHMATAN LIL’ALAMIN?, CAHYO, MANA KATANYA ISLAM AGAMA YANG SANGAT LEMBUT? CAHYO, NEGARA INI BERPENDUDUK MUSLIM TERBESAR DI DUNIA, MANA KEKUATANNYA?”


Apa para pembaca bisa membantu pertanyaan saya tersebut? Apa ada jawaban lain selain jawaban saya tadi? Bahwa “ISLAM DISUDUTKAN SENDIRI OLEH PENGANUTNYA DI SUDUT PALING POJOK DARI KEHIDUPAN PEMELUKNYA”?
Kenapa jawaban saya seperti itu?
1.      Karena Aqidah saya, ISLAM adalah harga mati. Jadi bukan islam yang salah yang menyebabkab bangsa ini terpuruk, meskipun dengan penduduk ber-KTP islam terbanyak di dunia.
2.      Kita terlalu sering mendahulukan marah saat tidak ada kesepakatan dengan orang lain. Benar tidak? Apa itu Islam? BUKAN!
3.      Saat gagal mendapatkan sesuatu, kita lebih suka berlari ke rokok, minuman keras, berbicara kotor,menyalahkan orang lain, mengurung diri, menyalahkan diri sendiri. Benar tidak? Apa itu Islam? BUKAN!
4.   
5.      Kita terlalu mencintai melebihi cinta kepada ALLAH. Saat cemburu dan kehilangan orang yang dicintai atau pasangan plih orang lain kita lebih sering memakai cara kekerasan sebagai rasa tidak terima. Benar tidak? Apa itu Islam? BUKAN!
6.      Demi mendapatkan harta benda, kekayaan bahkan jabatan kita lupa bagaimana anjuran islam untuk mendapatkan semua itu. Benar tidak? Apa itu Islam? BUKAN!
7.      Apakah di negara seperti ini perlu berperang saling membunuh untuk berda’wah? Apa itu Islam? BUKAN!
8.      Dan masih banyak hal lagi yang secara tidak sadar membuat kita “bunuh diri” yang itu tidak ada dalam Islam tapi dengan PD nya kita membanggakan ISLAM dengan perilaku yang sama sekali tidak dapat saya sebut ISLAM!.

Dan masih banyak hal lagi yang saya rasakan, tentang alasan saya dengan jawaban tersebut. Jelas yang utama karena saya merasa masih jauh dari ISLAM ITU SEPERTI APA SESUNGGUHNYA?.

Ini intropeksi buat diri saya sendiri betapa sulitnya saya bersatu dengan rekan-rekan saya dan dari berbagai pengalam saya selama 23 Tahunan bermasyarakat dan pengalaman hari ini setidaknya kita sadar kita lah yang salah dan tidak perlu lagi saling menyalahkan, setidaknya dalam bangsa ini kita adalah satu sistem layaknya sepeda motor, apabila tidak ada pentil ban, ya motor tidak akan bisa jalan, meskipun pentil ban motor sangan murah dan barang sepele. Untuk itu siapapun teman, sahabat, dan masyarakat kita kita tidak perlu meremehkan ataupun menyalahkan. Kita sesama umat islam harus saling mendukung dan berusaha menjalin jaringan ukhuwah seluas-luasnya demi tegaknya Islam. Mari kita saling mengingatkan apabila kita merasa ada teman atau sahabat kita yang tidak sesuai dengan Islam, dan yang mendapat peringatan mari kita terima dan mengenyahkan egois kita.
Dan yang pertama mari kita tanggapi tulisan saya kali ini sebagai surat untuk melihat diri kita masing-masing. Termasuk saya sendiri, diluar salah dan benar tulisan saya ini saya sadar pasti ada pro dan kontra karena beragamnya latar pendidikan kita, umtuk itu saya tunggu saramya. Karena tulisan saya ini juga saran untuk kita semua.

Dan manfaat buat saya pribad dari tulisan saya ini adalah bagaimana saya harus menyikapi masalah pertama tadi yang sudah saya ungkapkan tentang harapan saya yang hilang. Ternyata dari itu saya belajar sabar, saya belajar ikhlas, dan saya belajar tawakkal. Dan menjalankan aturan agama kita memang sulit karena tidak sesuai hawa nafsu kita yang kita pandang lebik nikmat. Itu juga yang saya rasakan, tapi saya tidak mau menyia-nyia kesempatan hidup ini. Dan alhamdulillah saya menulis tepat menjelang hari idul qurban. Semoga saya bisa meniru Nabi Ibrahim untuk di ikhlaskan demi menjalankan perintahNya. Semoga saya juga bisa merelakan sesuatu yang sangat saya sayangi dengan teladan Nabi Ibrahim tersebut. Amin.
Dan terakhir, apabila pembaca beragama non muslim saya persilahkan meninggalkan komentar, karena kalian bagian dari kehidupan saya. Dan apabila saudara mempunyai masalah dengan saudara saya sesama muslim demi menjaga persatuan bangsa ini silahkan maki-maki saya dan luapkan kekesalan saudara terhadap orang islam ke saya sampai puas. Karena sebenarnya yang salah bukan agama saya, tapi kekeliruan kami dalam memahami agama kami. Untuk itu melalui tulisan ini saya memohon dengan sangat jangan pojokkan agama kami, jangan diskriminasikan agama kami, seperti yang terjadi di Prancis dengan melarang mahasiswi muslim memakai jilbab. Yang terjadi dengan dunia saat ini hanyalah oknum yang bisa terjadi dalam agama apapun. Saya mengajak semua umat non muslim yang membaca tulisan ini untuk saling berjabat tangan demi kepentingan kita bersama, kita laksanakan apa yang kta yakini tanpa harus mendiskreditkan salah satu agama. Karena agama saya mengajarkan hubungan yang baik denan tuhan (hablumminallah) dan hubungan sesama manusia (hablumminannas). 

SAYA YAKIN SEMANAT SEPERTI INI SATU-SATUNYA CARA MENGHINDARKAN BANGSA INI DARI KEHANCURAN.

Terima kasih bagi semua pembaca yang bersedia meluangkan waktu untuk mengunjungi blog saya. Semoga ini bermanfaat bagi kepentingan kita bersama. Amin.
Dan saya mohon maaf atas segala sesuatu yang tidak berkenan dalam tulisan saya...
Sekian dan Terima Kasih...

Comments

Popular posts from this blog

"molimo"

Buka Mata , Buka Telinga

Apa arti nama dalam selembar amplop?