Posts

Pesan Ramadan

Image
Sejenak kita menepi dari hiruk pikuk lebaran yang memang sudah berlalu. Segala macam kegiatan lebaran hampir semua sudah kita lalui. Dari hal religius berupa kewajiban beribadah sampai pernak perniknya, entah cerita soal mudik, soal romantika bertemu saudara jauh, dan lain sebagainya. Lantas, setelah momentum ini berlalu apa yang kita dapatkan? Mudik sudah kita lakukan, silaturahmi sudah kita lalui, ibadah dari puasa, tarawih, qiroah, shodaqoh sampai zakat sudah kita tunaikan. Apa yang tertinggal dari semua itu? Kita akan memiliki berbagai perspektif untuk menjawabnya. Tapi untuk membantu menjawab perspektif mana yang akan kita pakai, kita bisa membuat pertanyaan baru untuk diri kita masing-masing "apakah sesuatu yang paling berharga yang hilang selepas lebaran ini berlalu?". Dari beberapa narasumber yang saya tanyakan jawabannya adalah uang thr habis, keseruan berkumpul dengan keluarga, kekhusyukan beribadah, dan war takjil. Oke, dari jawaban di atas saya simpulkan ada dua p

Sepakbola itu manusia vs manusia

Image
"sejatinya, sepakbola selain soal tim manapun yang bertanding pemainnya adalah manusia. Warna kulit dan belahan bumi manapun berhak memainkan olahraga ini". Ini penggalan kalimat yang terucap tatkala saya mendapati pertanyaan,"Yok, pendapatmu apa Israel main di piala dunia u-20 di Indonesia?". Pertanyaan tersebut tak lepas dari dilematika pelaksanaan Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Namun, penolakan terjadi dari berbagai pihak untuk melarang Israel tampil di Indonesia. Begini.... Keinginan Indonesia untuk menyelenggarakan  event Piala Dunia U-20 ini adalah inisiatif kita sendiri dan  kompetisi olahraga level internasional bukanlah kali pertama  kita selenggarakan . Banyak event sudah berlangsung di Republik ini. Ini adalah bagian dari cara Indonesia bersahabat dengan Negara luar sekaligus promosi Negara ini yang kaya akan potensi. Balik ke sepakbola  dulu . Nyawa utama sepakbola adalah permainan untuk saling mengalahkan dan memiliki pesa

Haruskah Negeri ini tanpa sepakbola?

Image
Innalillahi wainna ilaihi raji'un... Di awal artikel ini saya ingin menyampaikan dukacita mendalam atas peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang setelah pertandingan Liga 1 Arema Malang vs Persebaya Surabaya. Pertandingan sepakbola yang saya saksikan lewat layar kaca tersebut menelan korban ratusan orang meninggal dunia. Sepakbola sejatinya sebagai hiburan dan membangun semangat sportivitas berubah mencekam dan menakutkan. Tidak ada pertandingan yang seharga dengan nyawa manusia. Belakangan kita terbiasa dengan kalimat tersebut. Karena memang kerusuhan seakan bersahabat dengan sepakbola Indonesia. Lantas kapan nyawa manusia dikorbankan terus menerus hanya untuk sepakbola? Sampai kapan, kita akan terus berduka selepas menikmati sepakbola? Kalau kita berpikir singkat, barangkali hanya meletakkan kasus ini pada kerusuhan supporter misalkan. Tentu arah solusinya hanya pada hukuman federasi kepada klub atau panpel. Dan seperti itu sudah seperti template . Pertandingan sepakbola

Belajar dari Ferdy sambo dan Farel Prayoga

Image
Jika pepatah mengatakan guru terbaik adalah pengalaman, maka kita bisa belajar dari pengalaman siapapun. Entah itu pengalaman kita sendiri maupun orang lain.  Bedanya kalau pengalaman sendiri yang buruk biasanya kita melalui fase penyesalan. Tapi kalau pengalaman dari orang lain kita akan lebih bijak agar hal-hal buruk bisa kita hindari lebih dini. Berkaca dari apa yang menimpa dua sosok yang sedang trending di media saat ini kita bisa belajar banyak hal. Yang pertama dari Ferdy Sambo. Perjalanan karir sebagai polisi tergolong mentereng khususnya di bidang reserse. Ferdy Sambo Mengawali karir dengan lulus Akpol tahun 1994 karir kepolisian Sambo melesat hingga berpangkat Inspektur Jenderal Polisi. Berbagai jabatan penting pernah ia emban di institusi Kepolisian Indonesia. Pernah menjabat Kasatreskrim Jakarta, Kapolres di Purbalingga dan Jawa Tengah, Direktur di Bareskrim, hingga Kadiv propam.  Tapi apa boleh buat, seketika prestasi dan jabatan tersebut harus hilang karena sebuah kesalah

Romantisme Iktikaf

Image
Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi Umat Muslim. Bulan tersebut didalamnya terdapat banyak sekali keberkahan yang diberikan Allah SWT bagi siapa saja yang menjalankannya. Tiap kebaikan dilipatgandakan, pintu maaf dibuka selebar-lebarnya dan rahmat Allah SWT diberikan seluas-luasnya.  Selain itu, Al-Qur'an yang merupakan buku petunjuk bagi seluruh alam semesta juga turun di bulan ini.  Bahkan, secara khusus Allah SWT menyebut satu malam khusus dalam satu surat yaitu surat Al-Qadr.  Keistimewaan malam tersebut selain merupakan turunnya Al-Qur'an, Allah SWT juga menurunkan para malaikatnya untuk membantu urusan duniawi manusia. Setiap kebaikan akan bernilai seribu bulan atau lebih dari 83 tahun. Malam tersebut adalah malam Lailatul Qadar.  Beberapa pendapat menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar turun dimalam ganjil sepuluh hari terakhir pada Bulan Ramadhan. Malam inilah yang menjadikan motivasi tambahan untuk mempertahankan kualitas ibadah di hari-hari terakhir bulan p

Budaya buka bersama dan flexing di Bulan Ramadhan

Image
 Bulan Ramadhan sangat lekat sekali dengan kegiatan buka bersama. Tidak hanya sekedar membatalkan puasa atau makan secara bersamaan, namun buka bersama sekaligus dinantikan untuk bertemu dengan saudara ataupun teman yang biasanya sudah lama tidak berjumpa. Bisa jadi trah keluarga, rekan sekolah ataupun komunitas tertentu sebagai ajang reuni dan nostalgia. Memang kegiatan ini begitu menyenangkan dan selalu kita tunggu tiap kali bulan puasa tiba. Saking senengnya, kadang kegiatan buka puasa bablas ke acara lainnya yang justru terkadang melalaikan dari kewajiban lainnya di bulan puasa. Misal sholat isya dan tarawih secara berjamaah. Memang banyak sekali gimmick-gimmick buka bersama yang membuat kita sangat menantikannya.  Tapi ternyata ada juga hal-hal yang membuat kita risih dengan kegiatan buka bersama. Kegiatan buka bersama yang semestinya sebagai bentuk ibadah dan menjalin silaturahmi terkadang harus dihiasi dengan hal-hal yang berbau flexing ataupun pamer sesuatu. Banyak hal yang mun

Berdamai dengan Kondisi ini

Image
Bulan Ramadan tahun ini kita terpaksa menjalani dengan kondisi yang tak biasa. Bulan istimewa bagi umat Islam ini harus dijalani ditengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum reda. Kegiatan keagamaan seperti buka bersama, kajian ilmu, membaca Alqur'an bersama, tarawih bersama, hingga berdiam diri di Masjid (iktikaf) harus ditinggalkan. Budaya dan kebiasaan di bulan Ramadan seperti ngabuburit dan mudik juga harus diindahkan demi memutus mata rantai penularan virus. Kondisi ini memang bencana besar. Pemerintah sudah menetapkan sebagai bencana Nasional. Kondisi yang juga dirasakan di berbagai belahan Dunia. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan. Diantaranya himbauan tetap dirumah, himbauan menjaga jarak, himbauan memakai masker, pembatasan sosial berskala besar, melarang mudik, dan sebagainya. Nyatanya semua itu belum cukup untuk mengatasi bencana ini. Kini... Masyarakat mulai jenuh. Masyarakat mulai mengenal "New Normal" untuk  berdamai dengan s